BMBK Lampung, JATI AGUNG- Kawasan menuju Kota Baru Lampung bergairah ketika Pemerintah Provinsi Lampung membangun jalan dua jalur di era Gubernur Lampung Sjachroedin ZP. Namun seiring moratorium pembangunan gedung yaang diberlakukan pemerintah pusat, pembangunan di kawasan ini sempat menurun.
Terlebih di awal 2019 ketika Covid-19 melanda yang membuat berbagai anggaran di-refocusing ke penanganan pandemi tersebut. Namun kawasan ini terlanjur berkembang. Setidaknya kini ada 16 perumahan baru tumbuh seiring operasionaal Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang tak jauh dari kawasan ini.
Melihat kondisi itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi memutuskan untuk membangun kembali jalan di kawasan ini dengan memperlembar jalan dari semula 3 meter menjadi 6,75 meter. "Kawasan ini makin strategis setelah Jalan Tol Trans Sumatera Beroperasi, karena menjadi akses bagi warga sekitar menuju jalan tol dan Bandar Lampung," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung, Febriza Levi Sukmana, Senin (25/10/2021).
Pada tahap awal, pelebaran jalan di kawasan ini dimulai dari Desa Gedung Harapan, Kecamatan Jati Agung, sepanjang 895 meter. Ruas ini merupakan bagian dari Simpang Korpri-Purwotani yang menjadi akses warga menuju Kota Baru dan Bumi Perkemahan.
Sejak awal perencanaan, jalan di kawasan ini dibuat dua jalur. Selain menjadi akses menuju Kota Baru Lampung, jalur ini menjadi alternatif bagi warga Lampung Timur dari Sukadana dan menuju arah Jalan Ir. Sutami Pugung Raharjo.
Selain itu, menjadi akses warga yang ingin ke Metro dan menuju Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) Bandar Negeri Husada, Kota Baru. Semula, Pemprov Lampung membangun jalan ini masing-masing jalur selebar 3 meter.
Namun seiring peningkatan penduduk yang pindah ke kawasan ini, jalan diperlebar hingga 6,75 meter. "Posisi pelebaran jalan ini persis di tengah-tengah dari Kota Baru ke Bandar Lampung yakni 8 kilometer ke arah Kota Baru dan 8 kilometer ke perbatasan Bandar Lampung," kata Levi.
Pengaspalan jalan ini ditargetkan rampung akhir November 2021. Saat ini jalan dibangun di Koridor 4 jalan provinsi itu ditutup satu jalur.
Pembangunan jalan ini, menurut Amiruddin, warga Desa Gedung Harapan, membuat kawasan ini menggeliat. Dia mencontohkan harga tanah yang semula Rp2 juta per rante, kini menjadi Rp500 ribu per meter dan Rp300 meter bila jauh dari jalan.
Wilayah ini dikenal sebagai daerah penghasil singkong dan jagung. "Pelebaran jalan ini akan membuat kawasan ini hidup karena dekat dengan Bandar Lampung dan jalan tol. Sekarang ada 16 titik perumahan baru dibangun di kawasan ini," kata Amiruddin yang lahir dan besar di kawasan ini. (*)